7 Hal yang Harus Diperhatikan Ketika akan Memberi Nama Bayi

Kompas.com - Nama adalah doa. Doa adalah inti Ibadah. Begitu kata agama. Setiap ayah dan ibu pasti ingin kehidupan yang terbaik bagi putra-putrinyanya. Oleh sebab itu, beberapa orang tua memberikan harapan mereka mereka itu  yang besar pada anak mereka mereka itu  dengan memberi nama anak mereka mereka itu  dengan sebutan yang baik. Bahkan sebagian lagi memakai jasa jasapembuatnama untuk memberi nama bayinya. Di Nusantara Indonesia, jika kamu kamu semua menemui nama orang Kurniawan, Dermawan, Hartawan, atau Setiawati, bisa jadi nama tersebut adalah harapan dan doa dari orangtua.

Lebih dari sebuah doa dan harapan, pemberian nama anak juga harus memperhatikan beberapa aspek yang menyangkut kelangsungan hidup si anak di masa mendatang. Namun, beberapa aspek ini justru kadang dibaikan oleh orangtua. Apa saja? Berikut ulasannya.

1. Pastikan berikan nama sesuai aturan agama. Untuk pemberian nama sesuai aturan agama bisa di baca di sini. Bagaimanakah Sebenarnnya Cara Pemberian Nama Anak Menurut Islam . Ini penting. Karena agama adalah benteng manusia dalam menghadapi dunia ini.

2. Keluarga lain menyukai nama yang diberikan. Cobalah bicarakan juga dengan kakek, nenek, tante, atau om si jabang bayi. Apakah mereka mereka itu LIKE dengan pilihan nama yang Anda diberikan. Pastikan mereka mereka itu  bisa melafalkan dan menuliskan nama dengan baik. Jangan memberi nama misalnya Djedleysco Jdwirecianto. Itu kan susah sekali di tulisnya. Meski hak memberi nama ini ada anak pada orangtua, namun keluarga besar punya nasihat-nasihat nama yang baik berdasarkan pengalaman mereka. Ajak mereka memberi nama juga, agar mereka juga merasa memiliki si jabang bayi.

3. Pastikan nama yang diberikan bukan nama orang yang tidak disukai oleh suami atau istri kita. Misalnya nih yaa, nama mantan pacar, nama teman-teman yang alam persepsi kita kelakuannya buruk, atau nama orang yang pernah berperilaku tidak baik keluarga kita. Ini urgent. Jangan sampai memberi nama bayi dengan nama yang pasangan atau anggota keluarga punya kenangan persepsi buruk dengan nama itu.

4. Pertimbangkan juga nama panggilan anak berdasarkan nama panjangnya. Jika orangtua memiliki nama panggilan kesayangan sendiri yagn berbeda terhadap nama anak tersebut , maka tentukan juga nama panggilan anak di masyarakat berdasarkan nama lengkapnya. Jangan memberi nama panjang Raisa Dewanti Kurniati tapi di panggilnya SASA, jadi seperti nama produk makanan penyedap rasa. Ada juga kasus yang membingungkan. Anak dengan nama Syaebai Khotamul Ambya di sekolah mendapat sebutan Saebani sedangkan di rumah mendapat sebutan mumul yang di ambil dari nama akhir anak tersebut. Jadinya akibatnnya orang lain bingung kalau mau mencari rumah anak tersebut. Itulah pentingnnya orangtua juga perlu untuk memutuskan nama panggilan untuk anak.

5. Ketahui juga arti nama yang diberikan jika itu berasal dari makna bahasa asing. Nama pada dasarnya adalah doa. Jangan hanya sebab orang tua ingin anaknya terlihat unik, lucu, dan berbeda dari nama anak lain, lalu memberi nama anak dari bahasa asing yang tidak diketahui pasti artinya. Bagaimana kalau nama yang diberikan ternyata punya arti buruk. Nggak mau kann, Apalagi kalau suatu saat si anak menjadi  berperilaku seperti nama yang diberikan?

6. Hindari pemberian nama yang kental dengan tokoh suatu agama yang punya riwayat politik buruk ketika sudah meninggalnya. Karena, ada beberapa negara yang mempermasalahkan nama dengan unsur tersebut seperti China Korea Mesir dan Arab Saudi. Pilihlah nama yang netral atau bahasa asing yang netral. Memberi nama dengan berbau agama tertentu juga terkadang membuat kita mudah dikenali identitasnya. Tentu saja hal ini memiliki sisi positif dan sisi negatif.

7. Lakukanlah tirakat ketika kita akan memberi nama. Seperti yang di lakukan oleh gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Baaca: Hadiri Kegiatan Budaya, Gubernur Jawa Tengah Diminta Beri Nama Bayi )

Subscribe to receive free email updates: